Puisiku dimuat di Riau Sastra

Mungkinkah bapak masih mengingat kami?

Padahal dulu kita sering makan cimol bersama

Selengkapnya di https://www.riausastra.com/2021/10/11/puisi-tuan-jacky-yang-tua/

Selamat menikmati

Masa Pecah Ketuban


Agus Sanjaya


Harapanku mulai terpupus habis. Saat melihat dunia terbaring bangga. Di sana kumelihat tikus-tikus kejang bergeletakan, juga roti gulung disajikan busuk. Gerhana mulai terbenam di persimpangan khatulistiwa. Kafan-kafan berjalan di malam hari mencari mangsa.

Tengah malam pintuku diketuk tiga kali. Suara kematian dari mobil jenazah memekakkan telinga, bayangan tetanggaku direnggut satu persatu. Raja selalu memuja surat emasnya, digulung menjadi teka-teki tiada solusi. Jiwa-jiwa suci dibanting berserakan bak sampah di tahun baru.

Kami melewati pecah ketuban dengan segala tanda tanya dan ketakutan tiada henti. 

(Masih dalam situasi yang sama)

Jombang, 7 juli 2021




Terlalu Klise

 Terlalu Klise

Agus Sanjaya


Kau menjauh dengan tangan melambai. Jejak kakimu seakan menghilang tertiup angin. Gula-gula yang telah kau berikan kini terasa pahit, seakan rasa manis takkan tersisa lagi. Air terjun mengaliri pipiku, melihat sandiwara yang kau pertontonkan di malam minggu. Bayangan yang dulu kurindukan seperti oase padang pasir, kini menghabisi nyawaku dengan keji. Perasaan hangat yang setiap pagi kau sinarkan, kini layaknya sebuah dongeng yang diceritakan pada anak sebelum tidur. Aku menyaksikan hatiku sudah kau masak dengan aneka bumbu. Kau makan seperti hewan kelaparan. Setelah itu kau tinggalkan aku dengan berselimutkan air hujan. Malam terasa dingin menusuk tulang selangka. Kau tersenyum sinis, seakan aku anak kucing yang ditinggal majikannya. Aku terdiam di tepi danau, menunggu mataku yang perlahan mulai terpejam. Hingga semuanya gelap dan dunia terasa menghilang dari genggaman tanganku.


Jombang, 13 Juli 2021

My Poem2 (Sepahit Kopi)

Sepahit Kopi

Masa itu kami habiskan dengan segelas kopi

Mengisi canda dan bahagia kehidupan

Hingga mereka pun datang membawa sepi

Mengisi kami dengan kesuraman abadi

Kami diam terbungkam

Menyaksikan setiap jalan dipenuhi seonggok daging bergeletakan

Membusuk dipenuhi lalat tak siapapun peduli

Kabar menyebut mereka tak pernah berhenti

Sampai bumi menjadi sepahit kopi

Menyisakan anak tanpa ayah, atau istri tanpa suami

Kami berdiri mengumandangkan lagu kematian

Burung gagak memenuhi langit, menutupi surya hingga sinarnya tak nampak lagi

Biarlah kenangan minum kopi disana masih mengganjal di hati

Kami hanya mampu melabuhkan doa di luar tempat suci yang rapat terkunci


Jombang, 20 Juni 2020

My Poem (Senandung Malam)

Senandung Malam

Cokelat berlapis tanah berembun

Buihnya ternodai tinta hitam

Ketika bangku kesepian

Mengharap rembulan berganti masa

Dia datang membawa lindu manis

Sedikit pahit membekas di ceruk malam

Ampas telah ditinggalkan awan

Meraba kehangatan hingga pagi

Menyiram mata dengan kesempurnaan kaki

Terjaga dengan jelaga hitam pembawa sepi

Mengarungi rasa dalam setiap lorong kata

Bunyikan diam dengan suara lantang

Meski bekasnya terpenjara kelam


Jombang, 30 Agustus 2020

Dua Novelku telah terbit

...
Akar Kuning Nenek
PENULIS: Devasta
Ukuran : 14 x 21 cm
ISBN : 978-623-270-419-0
Terbit   : Juli 2020
Harga  : Rp 104000
www.guepedia.com

Sinopsis:

Reyhan melihat sekelebat bayangan ibunya berlari di sebuah jalan kecil, letaknya di tengah-tengah sawah dan jauh dari pemukiman. Ia lalu mengajak adiknya Nia untuk ikut mengejar Ibu. Sampailah mereka di sebuah negeri antah berantah yang menakutkan. Adiknya tak berhenti menangis, mereka tersesat di sana.
Hingga muncullah nenek yang berjalan tertatih menggunakan tongkat. Beliau memberi beberapa helai akar berwarna kuning yang berasal dari tanaman langka. Akar itu dapat mendeteksi ancaman dari mahluk halus yang akan menyerang mereka. Nenek tersebut menghilang secara misterius, lalu di saat perjalanan kembali dimulai. Serangan mahluk halus pun terjadi pada mereka, suara menakutkan terdengar dan Nia hilang. Reyhan juga ikut diserang, 
Setelah itu kejadian-kejadian aneh mulai menimpa Reyhan dan keluarganya, Reyhan pun berusaha mengungkap rahasia di dalam keluarganya. Hingga ibunya hampir meregang nyawa. Nia juga menghilang entah ke mana, benar-benar pelik. Hingga sebuah kebenaran memilukan hati harus diketahui oleh Reyhan, mengenai keluarganya. Mampukah Reyhan menghadapi semuanya? Tentang kisah menyeramkan sepanjang hidupnya.




www.guepedia.com
Email : guepedia@gmail.com
WA di 081287602508        
Happy shopping & reading

Enjoy your day, guys

#penerbitan #penerbitonline #bikinbuku #penulis #menjadipenulis #novel #buku #bukuonline #bikinbukugratis #writer #percetakan #percetakanonline #percetakanmurah #penerbitanmurah #puisi #sajak #quotes #poem #poetry

Lima Sekawan (Kisah Reyhan Berlanjut)
PENULIS: Devasta
Ukuran : 14 x 21 cm
ISBN   : 978-623-294-203-5
Terbit   : Juli 2020
Harga  : Rp 82000
www.guepedia.com
Sinopsis:

Buku ini adalah kelanjutan kisah Akar Kuning Nenek, dimana Reyhan kembali mengalami kejadian-kejadian gaib. Berbagai misteri kembali datang silih berganti, bahkan membuat lelaki itu terganggu dengan kemampuan yang dia miliki. Namun, teman-temannya yaitu Desti, Roni, Michael, dan Alina selalu mendukungnya. Memecahkan berbagai masalah yang berhubungan dengan dimensi lain.
Saat liburan, mereka berlima menghabiskan waktu dengan menguak mitos menyeramkan. Tentang sebuah hutan angker yang berada di Jawa Timur. Tak hanya itu, mereka juga penasaran dengan kuntilanak penunggu pantai. Tapi, di saat mereka sibuk mencari petunjuk untuk menguaknya. Mereka tak sadar, bahwa nyawa lima sekawan itu terancam. Kebenaran yang terungkap, membuka tabir yang seharusnya disimpan rapat-rapat. Akhirnya salah satu dari mereka, harus meregang nyawa.
Tapi, mereka tak pernah takut menghadapinya. Sebuah pengalaman yang seru sekaligus menegangkan. Persahabatan mereka yang terus teruji, untuk membuka berbagai rahasia besar. Mereka harus berani, menghadapi segala risiko yang terjadi. Bahkan, berhubungan dengan masa lalu menyakitkan yang tak seharusnya diungkit. Perjalanan yang akan selalu terkenang sepanjang masa, tentang persahabatan dan perjuangan.

www.guepedia.com
Email : guepedia@gmail.com
WA di 081287602508        
Happy shopping & reading

Enjoy your day, guys

padi ketidakberdayaan

                          Filosofi padi

Lihatlah senja di sore yang mulai menguning
Ada padi yang tertiup angin sore
Yang terhempas angin tanpa ampun
Padi yg hanya patuh pada alunannya
Kanan kiri mengikutinya
Takkan mampu sang padi menantangnya
Padi yang hanya menanti kebebasan
Bak awan yg lepas bebas di cakrawala
Meski angin hanya membuat padi mati roboh
Mati dalam kesengsaraan panjang
Terinjak kaki-kaki anak adam
Memang nasibmu begitu miris
Kau berharga,tapi tak dihargai
Saat malam,kau begadang hingga masuk angin
Menggembung tubuhmu
Kau memiliki kelebihan,tapi menunduk rendah hati
Bukannya malah sombong dengan tahta dan harta
Terus sinari dunia dengan sinarmu
Kami membutuhkanmu
Kami mencitaimu
Kami tak bisa hidup tanpamu



Nyrtea

Glowing Maximal Tanpa Menguras Dompet Berlebih Manfaat untuk kesehatan kulit: - Mencegah penuaan dini - Mempercepat proses penye...